BataNews

Berita Akurat Terpercaya Anti Hoaxs News

  • Jelajahi

    Copyright © BataNews
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Menu Atas

    @BATA-News

    Recent in Sports

    Recent in Sports

    Iklan

    Terkini

    Sekolah di Bawah Naungan Kementerian Agama Dianggap Dianaktirikan, Walikota Langsa Diminta Bertindak Adil

    Faisal
    Sabtu, 12 Juli 2025, Juli 12, 2025 WIB Last Updated 2025-07-12T18:05:13Z
    Foto : Walikota Langsa, Bapak Jeffry Sentana S. Putra, pada hari ini secara resmi membagikan 17.517 pasang seragam gratis untuk siswa-siswi tingkat SD dan SMP baik negeri maupun swasta di seluruh wilayah Kota Langsa

    LANGSSA | BATANEWS
    Program pembagian seragam sekolah gratis oleh Pemerintah Kota Langsa menuai apresiasi luas dari masyarakat. Namun di sisi lain, program yang digadang-gadang sebagai bagian dari visi-misi Langsa Juara itu juga menyisakan kekecewaan mendalam dari kalangan sekolah-sekolah di bawah naungan Kementerian Agama. Sabtu, 12 Juli 2025.

    Walikota Langsa, Bapak Jeffry Sentana S. Putra, pada hari ini secara resmi membagikan 17.517 pasang seragam gratis untuk siswa-siswi tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) baik negeri maupun swasta di seluruh wilayah Kota Langsa. Kegiatan ini merupakan realisasi dari janji kampanye pada Pilkada tahun 2024 lalu, yang bertujuan membantu meringankan beban ekonomi keluarga di tengah ketidakstabilan kondisi ekonomi saat ini.

    Program ini tentu menjadi angin segar bagi ribuan orang tua murid. Namun, kegembiraan tersebut tidak dirasakan oleh seluruh satuan pendidikan yang ada di Kota Langsa. Pasalnya, lembaga pendidikan seperti Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang berada di bawah naungan Kementerian Agama, tidak termasuk dalam program pembagian seragam gratis ini.

    Hal ini menimbulkan rasa kecewa dari para pengelola dan tenaga pendidik di madrasah, yang merasa diabaikan dan tidak diperlakukan setara sebagai bagian dari lembaga pendidikan di Kota Langsa.

    Salah satu suara kekecewaan datang dari Kepala MTs Al Washliyah Langsa, Bapak Ramadhana, S.Pd., yang ditemui wartawan saat bersantai di sebuah Cafe lokal, Gampung Gayo, Sabtu Pagi.

    “Kami sangat kecewa dengan kebijakan ini. Mengapa hanya sekolah di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang mendapatkan bantuan seragam, sementara kami yang di bawah Kementerian Agama tidak? Padahal, murid-murid kami juga anak-anak Kota Langsa. Kami juga mendidik generasi bangsa, generasi Kota Langsa,” ujarnya dengan nada prihatin.

     

    Lebih lanjut, beliau berharap Walikota Langsa dapat segera meninjau ulang kebijakan tersebut agar tidak menimbulkan kesenjangan di tengah masyarakat.

    “Kami mohon agar Pak Wali dapat membuat kebijakan yang lebih inklusif. Jangan sampai program yang niatnya mulia ini justru menimbulkan rasa ketidakadilan. Kami juga bagian dari sistem pendidikan di kota ini, meski berada di bawah lembaga kementerian yang berbeda,” tambahnya.

     

    Kekecewaan ini dirasakan bukan hanya oleh MTs Al Washliyah, melainkan oleh banyak madrasah lain yang tersebar di berbagai kecamatan di Langsa. Tidak sedikit orang tua yang juga mempertanyakan mengapa madrasah yang mereka pilihkan untuk anak-anak mereka tidak mendapat perhatian yang sama dari pemerintah kota.

    Program pembagian seragam ini memang patut diapresiasi karena membantu meringankan beban keluarga, terutama di tengah tantangan ekonomi yang berat. Namun, ke depan, banyak pihak berharap agar Pemko Langsa dapat lebih adil dan merangkul semua lembaga pendidikan, tanpa memandang latar kementerian yang menaunginya.

    Sebab pada hakikatnya, semua sekolah di Kota Langsa, baik negeri maupun swasta, SD maupun MI, SMP maupun MTs, memiliki peran yang sama pentingnya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya generasi muda Langsa.

    “Kami tidak menuntut lebih. Kami hanya ingin diperlakukan setara. Jangan anak-anak kami menjadi penonton di kota mereka sendiri,” pungkas Ramadhana.


    Kini, bola berada di tangan Walikota Langsa dan jajarannya. Apakah mereka akan mendengarkan suara-suara dari madrasah dan bertindak inklusif ke depannya, atau tetap melanjutkan program tanpa penyempurnaan yang merata?

    Masyarakat akan terus menunggu jawaban, sambil berharap bahwa kebijakan yang baik akan menjadi kebijakan yang adil untuk semua.


    📝 [Faisal]

    Komentar

    Tampilkan