![]() |
Foto : Joget saat demonstrasi di depan gedung DPRK Aceh Singkil menjadi viral di media sosial |
ACEH SINGKIL | BATANEWS
Sebuah video aksi mahasiswa yang diselingi joget saat demonstrasi di depan gedung DPRK Aceh Singkil menjadi viral di media sosial. Aksi tersebut menuai beragam respons publik, bahkan sebagian menilainya tidak sesuai dengan nilai syariat Islam.
Menanggapi hal itu, Ketua BEM STAISAR, Syahrul Amri Syahputra S., menyampaikan permintaan maaf sekaligus meluruskan maksud aksi tersebut.
“Jika memang demonstrasi yang kami deklarasikan di depan gedung DPRK menimbulkan opini atau hal yang tidak baik terhadap syariat Islam, saya perwakilan seluruh mahasiswa STAISAR meminta maaf atas kelalaian tersebut. Ini akan menjadi evaluasi bagi kami untuk perjuangan ke depan,” ujarnya.
📝 Substansi Tuntutan Lebih Penting
Syahrul menekankan bahwa yang seharusnya menjadi perhatian publik adalah isi 11 tuntutan mahasiswa, bukan soal joget yang dilakukan massa aksi.
Menurutnya, joget itu adalah spontanitas mahasiswa sebagai bentuk kritik keras terhadap kinerja pemerintah daerah.
“Joget kami bukan untuk melecehkan siapapun, tapi sebagai simbol kritik. Kami muak dengan kondisi Aceh Singkil hari ini: kemiskinan tinggi, harga bahan pokok naik, lapangan kerja minim, pelanggaran hukum tidak terselesaikan, dan infrastruktur rusak hingga merenggut nyawa,” tegasnya.
🎤 Kritik Bukan Personal
Ketua BEM STAISAR juga menegaskan bahwa kritik mereka ditujukan pada fungsi jabatan pemerintah, bukan pada individu pejabat sebagai pribadi.
“Kami menghormati para pejabat sebagai orang tua kami, tapi sebagai pejabat publik kami kecewa dan muak atas regulasi dan kinerja mereka,” tambahnya.
🚩 Seruan Perjuangan
Dalam pernyataannya, Syahrul mengajak seluruh mahasiswa STAISAR dan aliansi pemuda Aceh Singkil untuk terus mengawal tuntutan rakyat dan tidak terjebak pada isu pengalihan semata.
Ia juga menegaskan bahwa mahasiswa STAISAR harus membuktikan diri sebagai agen perubahan, pengontrol sosial, dan intelektual muda yang kritis terhadap kebijakan.
“Jangan karena joget ini, isu utama tenggelam. Kita buktikan mahasiswa STAISAR bukan hanya unggul dalam agama, tapi juga memiliki jiwa intelektual dan kritis. Kita tidak boleh takut bersuara,” tutupnya penuh semangat.
👉 Aksi mahasiswa ini sebelumnya menuntut 11 poin penting, termasuk evaluasi kebijakan daerah, pengusutan dugaan korupsi, hingga penarikan TNI dari pengamanan sipil. Kesepakatan resmi sudah ditandatangani bersama DPRK dan Bupati Aceh Singkil.
📌 [RhM]